Minggu, 15 Mei 2011

ABT King Giant



Adenium arabicum King Giant
(ABT King Giant)

Arabicum King Giant adalah adenium dari species arabicum yang memiliki karakter-karakter khusus sebagai hasil pemurnian melalui proses seleksi. Pemurnian ini meliputi bentuk sebagai cirri khusus dalam pengembangan Adenium arabicum untuk keperluan keindahan bentuk. Dalam seni, keindahan adenium adalah gabungan antara hortikultura dan visual. Keindahan visual merupakan keindahan yang dapat dilihat dengan melalui karakter² fenotif yang timbul. Sementara keindahan hortikulturan lebih mengedepankan keindahan dari sisi budidaya, agar memiliki kestabilan karakter pada keturunannya, sehingga hasil budidaya dapat dioptimalkan dalam perbanyakan biji yang cukup stabil seperti indukannya.

Proses seleksi pada Adenium arabicum King Giant diutamakan pada bentuk dasar, yaitu batang tunggal (Arabicum Batang Tunggal). Seleksi ini memang sangat berbeda dengan hybrid-hibrid Adenium arabicum seperti yang telah dibudidayakan di Negara lain, yang belum pernah mengedepankan keindahan batang utama sebagai bentuk dasar.

Secara khusus, karakter yg dikedepankan pada ABT King Giant adalah yang mendukung percepatan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hybrid lain di bawah species Adenium arabicum. Karakter-karakter tersebut meliputi :
- Akar
Pertumbuhan akar apda ABT King Giant sama seperti pada umumnya species arabicum, dimana pertumbuhannya memiliki cell elongation yang rendah, tidak seperti Adenium obesum yang mudah memanjang dan membengkak dalam pertumbuhannya.
- Caudex
Caudex ABT King Giant memiliki pertumbuhan mengikuti bentuk batang atasnya. Sehingga besaran (size) caudex tidak memiliki perbedaan yang banyak terhadap batang atasnya yang single stem. Bentuk caudex ini sangat perbeda dengan hybrid lain yang mudah melebar dengan banyak cabang (multistem) di atas caudex.
- Batang
Pertumbuhan batang cepat. Pada masa perkecambahan sampai dengan usia tanaman memasuki fase generative, maka ABT King Giant minim pertumbuhan tunas lateral/sekunder. Tunas sekunder tersebut akan tumbuh setelah tanaman memasuki fase generative, dimana tanaman mulai berbunga. Kekuatan batang utama pada ABT adalah focus utama pada bentuk single stem ini. ABT King Giant memiliki bentuk batang yang kokoh dengan internoda yang menonjol-menonjol sehingga menampilkan kesan kekar dan tua. Disamping factor keturunan, untuk menampilkan batang yang memiliki internoda menonjol (brenjul-brenjul) maka jarak internoda pada masa pertumbuhan batang utama mutlak dijarangkan. Proses penjarangan jarak internoda ini cukup dengan menjaga agar tanaman tidak mengalami dormansi sebelum tumbuhnya percabangan sekunder.
- Percabangan
Percabangan pada hybrid ini biasa disebut sebagai percabangan sekunder, yaitu tunas yang tumbuh di atas pucuk batang utama. Percabangan atas baru akan dimulai setelah memasuki masa berbunga. Setelah bunga pertama, pucuk akan membelah dengan munculnya percabangan baru berupa 2-3 tunas. Percabangan tunas sekunder ini memiliki kemampuan yang tidak seragam, namum umumnya mulai tumbuh di atas batang utama pada ketinggian batang di atas 15cm. Beberapa bahkan memiliki batang utama hinggak 50cm karena percepatan pertumbuhan masing-masing seedling tidak sama.

- Bunga
ABT King Giant merupakan hybrid yang tidak terlalu mengedepankan estetika keindahan bunga, namun lebih scenderung pada estetika bentuk dan gaya. Pada usia dewasa, yaitu tahap pemunculan ranting (anak cabang) bunga dapat muncul secara serempak. ABT King Giant adalah hybrid yang memiliki fertilitas tinggi karena memiliki susunan bunga yang lengkap sehingga dapat dengan mudah dipolinasi. Namun, untuk menjaga kestabilan karakter, hendaknya perbanyakan dari biji berasal dari indukan F1.

- Daun
Daun pada ABT King Giant berukuran besar, berbulu dengan ujung meruncing. Ukuran daun yang besar pada hybrid ini sangat mendukung percepatan pertumbuhan tanaman itu sendiri, terutama pada masa vegetative. Daun berbulu juga sangat mendukung proses fotosintesa sehingga lebih banyak menghasilkan glukosa bagi totalitas pertumbuhan tanaman. Pada fase generatif, ukuran daun dapat mengecil, terutama bila tanaman berbentuk rimbun, jumlah daunnya banyak namun ukuran luas perdaun menjadi kecil. Beberapa perlakuan dapat pula digunakan untuk mengecilkan ukuran daun ini seperti aplikasi hormone pertumbuhan (diaplikasi setelah munculnya percabangan sekunder) ataupun dengan teknik pruning pucuk agar bekasnya bercabang lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar